Yanti Rusdianti Jadi Pengusaha Setelah di-PHK

alt
Setelah sempat di-PHK, perempuan asal Bogor ini tak lantas menyerah.

Ia bertekad ingin menjadi pengusaha sukses

Melalui bisnis cokelat, ia membuktikan segalanya. Kalau mengingat tahun 1998, di saat Yanthi (47) terpaksa dirumahkan oleh pabrik garmen tempatnya bekerja, perasaan gemas sering muncul.





Pengalaman di-PHK itu takmungkin ia lupakanKarena darisitulah awal mula titik baliknya.Semenjak berhenti bekerja diSurabaya, Yanthi kembali ke Bogor. Di sana ia sempatmencoba melemar pekerjaan.

“Tapikeinginan melamar pekerjaan itu tak sesemangat duluSaya jadi menghitung-hitungkalau jadi karyawangajinya sudah bisa ditebakSetiap bulan pasti mendapatkan jumlah uang yang sama,” kata ibu dua anak iniDarisitulah akhirnya Yanthi memutuskan untuk merintis bisnisSelain ingin mempunyai pendapatan sendiriia juga inginlebih dekat dengan keluarga“Kalau kita berbisniskanwaktu bisa diatur sendiri,” jelasnya.


BISNIS COKELAT
Walau tekad sudah bulat untuk merintis bisnisbukan berarti masalah tak menghampiriIa sempat kebingungan,bisnis apa yang cocok untuk dilakoniIseng-isengia pun mencoba membuka kantin sambil mengkreditkan barang-barang kepada masyarakatTernyata cara ini tidak berhasilIa merugiYanthi tak menyerahia kembali berpikir bisnisapa yang cocok untuk dirinya.

Pada tahun 2002 terpikirlah untuk berbisnis cokelatIa memberi nama usaha ini Waroeng CokelatAwal mulanyaYanthi hanya menerima pesanan pada momen tertentu sajaMisalnyaketika orang-orang merayakan Valentinia akanmenawarkan cokelat dengan kemasan khusus dengan bentuk menyerupai hatiTernyata sambutan masyarakat cukupbaikpesanan cokelat pun semakin bertambah setiap hari.

Rasa percaya diri Yanthi pun tumbuhIa yakinmasyarakat sangat menyukai cokelat buatannyaIa pun memutuskanuntuk memproduksi cokelat setiap hariTenaga pembuat cokelat ia kerahkan dari orang-orang sekitar“Yahitung-hitung memberi rezeki kepada mereka,” katanya sambil tersenyumJumlah karyawan yang awalnya 6 orang lambat-laun mulai bertambah hingga 25 orang.

Cokelat yang ia buat merupakan inovasi dan kreasi sendiriBehubung Yanthi suka membuat kueia pun mulaimengkreasikan beberapa menu cokelat dan kueHasilnyaia pun menemukan resep enak membuat cokelatUntukmenambah pengetahuan mengenai cokelatia tak segan-segan untuk ikut seminar tentang cokelat“Semua itu sayalakukan demi bisnis ini,” paparnya.


RAJIN PAMERAN
Meski usahanya tergolong usaha rumahanYanthi bertekad produk cokelatnya bisa masuk ke pusat perbelanjaan diJakarta. Caranyadengan mempromosikan cokelat-cokelat itu agar lebih dikenal oleh masyarakatMenurutnyabilaingin produknya dijual di toko atau supermarket terkenalorang-orang harus mengenal produk kita terlebih dahulu.

Setiap ada pameran-pameran kuliner dan wirausahaYanthi tak pernah absen“Semua saya ikuti,” ujarnya mantapIajuta tak pernah malu untuk mendatangi kementrian terkait yang acap membuat pameran wirausaha“Tak hanya itu,saya juga menanyakan program pelatihan yang mereka buat,” sambungnya.

Melalui pameran itulah ia banyak mendapatkan pelajaranSalah satunya untuk produk cokelat miliknyaTernyata,makanan cokelat itu tidak bisa dijajakan di ruangan terbuka“Karena akan meleleh,” terangnyaWalau sesudah itu iamenaruh cokelat di kulkascokelat itu tak sebagus kondisi awalnya“Dari situ saya tidak mau lagi mengikuti diruangan terbuka karena produk saya jadi hancur,” katanya.

Berhubung rajin mengikuti pamerancokelat buatannya pun semakin dikenal masyarakatSesuai mimpinyaYanthipun bisa menembus pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta. Cokelatnya kini bisa dibeli di Alun-Alun Grand Indonesia,salah satu mal terbesar di Jakarta. Kemasannya pun mulai diubahCokelat milik Yanthi yang tersedia di pusatperbelanjaan dikemas lebih eksklusif“Pokoknya tidak seperti cokelat rumahandeh,” tuturnya.

Tak hanya itujalan bisnis Yanthi pun semakin terbuka lebarIa mulai melakukan pameran di luar negeritepatnya diChiang Mai, Chinapada 2011 lalu atas undangan Kementrian PertanianSepulang dari China ia kembalimendapatkan pelajaranTernyata cokelat di luar negeri banyak dicetak menggunakan wadah besar“Saya pun tertarikuntuk menirunyaSyukurlahpada saat pameran di Malaysia saya menemukan cetakan cokelat yang saya inginkan,”ceritanya.


MAKIN BERKEMBANG
Kini usaha cokelatnya makin berkembang. Modal yang ia keluarka sebesar Rp500 ribu pada tahun sudah tergantiberlipat-lipatSetiap tahun bisnisnya naik 10 persenbaik produksi maupun keuntungan“Saat ini saya memproduksi5 ton cokelat dalam setahun,” jelasnyaIa tak lantas puasYanthi pun acap mencoba inovasi-inovasi baruSalahsatunya dengan bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor untuk membuat racikan cokelat“Jadicokelat yang sayabuat tidak hanya mengenyangkan peruttapi juga bermanfaat untuk kesehatan,” terangnya.

Misalnyacokelat yang sedang ia produksi baru-baru iniCokelat yang bisa menghangatkan tubuh karenamengandung jahe“Selain menghangatkancokelat ini juga bisa mencegah masuk angin,” lanjutnyaKe depannya,Yanthi ingin terus melakukan inovasi di bisnisnyaIa berharap banyak ibu-ibu rumah tangga meniru langkahnya.“Jangan pernah takut untuk memulai bisnisKalau ada kemauanpasti ada jalan,” tutupnya memberi semangat.


 Waroeng Cokelat
Jalan Anggada I no. 11, Perumahan Bumi Indraprasta I
Bogor 16153

Sumber: http://www.majalahsekar.com/dunia-usaha/profil/458-yanti-rusdianti-jadi-pengusaha-setelah-di-phk